.UPTD Puskesmas Tebing Tinggi menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Pemicuan dan Pendampingan Pilar 1 STBM di Aula UPTD

.UPTD Puskesmas Tebing Tinggi menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Pemicuan dan Pendampingan Pilar 1 STBM di Aula UPTD Puskesmas Tebing Tinggi pada Hari Sabtu, tanggal 22 November 2025, pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Kepala UPTD Puskesmas Tebing Tinggi, Ibu Rafiqoh Karamah, S.Kep., Ners., M.Kes. Dalam sambutannya beliau mengarahkan bahwa kegiatan Pemicuan Pilar 1 STBM ini harus dilaksanakan agar tercapainya Kelurahan ODF dan peran serta kader sangatlah penting dalam membantu puskesmas untuk meningkatkan kemauan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Kader kesehatan sebagai perpanjangan tangan puskesmas di masyarakat, diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk melaksanakan implementasi lima pilar STBM dalam kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari pengawasan Bapak/ Ibu Lurah.

Peserta pertemuan berasal dari Kelurahan Jayaloka dan Kelurahan Pasar, yang langsung dihadiri oleh Lurah, RT/RW, kader dan penjawil kesehatan. Pertemuan Pemicuan dan Pendampingan Pilar 1 STBM merujuk pada pertemuan yang fokus pada pilar pertama dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu Penghentian Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Pertemuan ini bertujuan untuk memicu perubahan perilaku masyarakat agar tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan dan beralih ke penggunaan jamban sehat, serta memberikan pendampingan dalam proses tersebut.
Pemaparan mengenai Pilar 1 STBM yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, yang disampaikan oleh narasumber yaitu Veni Lara Santi, SKL perilaku buang air besar sembarangan merupakan suatu tindakan membuang kotoran/ tinja di ladang kebun, semak-semak, sungai, pantai, atau area terbuka lainnya dan dibiarkan mengkontaminasi lingkungan tanah, udara dan air. Stop BABS harus dilakukan karena tinja atau kotoran manusia merupakan media tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular, jika tinja tersebut dibuang disembarang tempat, maka bibit penyakit tersebut akan tersebar ke lingkungan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Penyalit yang muncul akibat BABS diare, kolera disentri dan Hepatitis A.
Pada saat diskusi para peserta diberi media susun untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka mengenai alur kontaminasi terkait Pilar 1 STBM yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan. Peran serta kader dalam mencegah BABS dapat dilakukan dengan cara mengedukasi dan penyuluhan kepada masyarakat; pendataan dan pemantauan perilaku masyarakat; mendampingi rumah tangga yang belum memiliki jamban; penggerakkan masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat, RT/ RW dan warga seperti pada saat gotong royong dan posyandu; koordinasi dengan puskesmas dan pemerintah setempat; serta memberikan contoh perilaku yang baik Ujar narasumber lainnya Todi Hikmal, SKM.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *